Banyak sekali informasi yang negatif yang berkeliaran di samudra
global tentang Indonesia dan termasuk diantaranya berkaitan erat dengan
dunia bisnis Indonesia. Sementara dunia bisnis seolah tak berdaya
menghadapinya. Sehingga bukan hanya rupiah saja yang menjadi
bulan-bulanan inforamsi global, tetapi juga aspek bisnis lain, seperti
investasi, hutang bahkan produk ekspor kita. Isu-isu seperti lingkungan
hidup untuk produk-produk hasil hutan, dan isu-isu lain seperti dumping,
sangat mempersulit ekspor kita.
Ini jelas mencerminkan betapa lemahnya kemampuan PR kita. Termasuk
kurang handalnya pemanfaatan teknologi. Teknologi dalam era globalisasi
sekarang ini tidak hanya sekedar suatu alat. Teknologi menawarkan
kebebasan untuk mempraktekkan kemampuan pemasar melalui cara-cara baru,
diantaranya dalam bidang komunikasi pemasaran.
Public relations (PR) sebagai salah satu pilar terpenting
dalam komunikasi pemasaran untuk menciptakan reputasi perusahaan, juga
mengalami dampaknya. Dalam strategi komunikasi global para praktisi PR
memposisikan diri di front line yang mengkomunikasikan sasaran, pesan-pesan utama, target publics, dan rencana-rencana perusahaan.
PR bukanlah fungsi manajemen yang dapat berdiri sendiri. Bersama sarana komunikasi pemasaran lainnya akan membentuk integrated marketing communications,
merupakan cara yang paling efektif dalam mengkomunikasikan pesan-pesan
utama kepada pelanggan, shareholders, karyawan dan staf perusahaan,
serta target publics yang lain.
Integrated marketing communications, yang didukung oleh Internet, memperkecil error dan miscommunications yang dapat menimbulkan kebingungan pelanggan. Gabungan upaya-upaya pemasaran ini membantu untuk meyakinkan target publics untuk membeli produk, menggunakan layanan atau berinvestasi.
Dalam keterkaitannya dengan globalisasi pula, terdapat sejumlah persoalan yang timbul dalam public affairs dewasa ini. Salah satunya adalah hukum dan budaya yang beraneka serta persoalan yang berhubungan dengan news media. Muncul pula tantangan untuk mencapai konsistensi citra dan policy di seluruh dunia. Dan yang tak kalah pentingnya adalah perbedaan yang mendasar pada struktur politik antar daerah dan negara.
Menghadapi situasi ini, tantangan terberat bagi praktisi PR adalah
perannya sebagai pengelola dan pendamai sistem nilai, kepercayaan dan
ideologi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya. Peran ini mesti
didukung oleh status PR sebagai interpreter perusahaan dan pencipta social policy yang menempatkan organizational behavior sebagai panduan. Mereka juga mempengaruhi dan men’damai’kan persepsi publik dalam konteks global.
Selain itu, peran praktisi PR saat ini, sebagai penasihat public relations,
menjadikan praktisi PR untuk memfokuskan diri pada strategi komunikasi
dan pemberi saran pada hal-hal yang signifikan seperti nilai-nilai dan
kultur yang dianut masyarakat.
Praktisi PR harus selalu menjadi well-informed persons dengan strong sense
pada riwayat dan pengetahuan akan kejadian-kejadian yang terkini.
Praktisi PR juga harus mempunyai nalar yang tajam dan mempunyai wawasan
kosmopolitan, dalam arti sensitif terhadap nuansa multikultural dan
internasional yang /melingkupi publik perusahaan.
Berbagai ragam cara dapat ditempuh. Mempelajari bahasa asing selain
bahasa Inggris, mempelajari hal-hal penting bagi perusahaan yang
bermacam-macam, meningkatkan pengetahuan internasional dengan melakukan
perjalanan ke luar negeri yang cukup sering, menjalin relasi dengan
orang-orang dari berbagai macam kultur dan negara.
Peran Internet
Berkat teknologi, praktisi PR dapat menerima dan mengirimkan informasi lebih cepat dan mendapatkan instant response time
di tingkat lokal maupun internasional. Dua puluh lima tahun yang silam,
media cetak dan media visual dianggap cukup untuk mengirimkan pesan
atau berita mengenai perusahaan, namun dirasa masih sangat mahal.
Lima belas tahun yang lalu, berkat adanya desktop publishing, kita bisa menerbitkan newsletter walaupun harga printing dan mailing
masih relatif mahal. Sekarang, berkat internet, kita bisa melakukan apa
saja yang berkaitan dengan upaya berhubungan dengan publik melalui e-mails dengan sistem global, voice mail, situs perusahaan, dan worldwide video conferencing network.
Internet memberikan sederet keuntungan bagi praktisi PR. untuk
menciptakan peluang menghadirkan pelanggan-pelanggan tanpa harus
disaring terlebih dahulu, menyeleksi sendiri informasi-informasi yang
penting, meningkatkan two-way communications melalui kemudahan memberikan dan menerima feedback, memfokuskan pada more active information-seeking publics.
Dengan menggunakan jasa Internet, praktisi PR harus juga menjadi synthesizer. Ia bisa menciptakan homepage
dan menyempurnakannya setiap hari, membuat iklan, mendesain brosur,
menaruh cerita-cerita yang relevan dengan perkembangan bisnis
perusahaan, menulis ceramah, mengkoordinasikan event atau seminar, merencanakan dan menjalankan sales meeting.
Efektifitas & Komitmen
Praktisi PR juga harus mempunyai cara berpikir dan memecahkan masalah
yang unik dan efektif. Terdapat beberapa langkah untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan PR, diantaranya adalah mengadakan kontak yang lebih
efektif dengan the right customers, menyampaikanpesan-pesan
utama yang relevan dan konsisten, serta mengindentifikasi apa saja
tentang perusahaan yang ingin didengar oleh pelanggan.
Hal lain yang tidak boleh ditinggalkan adalah mengatur proses komunikasi dengan menggabungkan dan mengkoordinasikan pesan-pesan marketing, produksi, customer service dan distribusi.
Komitmen merupakan prasyarat menuju suksesnya PR yang harus dipahami diantarangnya adalah komitmen terhadap usaha-usaha yang berlandaskan etika, komitmen terhadap teknologi komunikas, komitmen terhadap perkembangan profesionalitas, serta kemampuan untuk menciptakan “interconnectedness”, di mana perusahaan sebagai bagian dari ekosistem bisnis harus mengembangkan kerja sama dengan kompetitor, supplier, dan pelanggan.
Hal lain yang tidak boleh ditinggalkan adalah mengatur proses komunikasi dengan menggabungkan dan mengkoordinasikan pesan-pesan marketing, produksi, customer service dan distribusi.
Komitmen merupakan prasyarat menuju suksesnya PR yang harus dipahami diantarangnya adalah komitmen terhadap usaha-usaha yang berlandaskan etika, komitmen terhadap teknologi komunikas, komitmen terhadap perkembangan profesionalitas, serta kemampuan untuk menciptakan “interconnectedness”, di mana perusahaan sebagai bagian dari ekosistem bisnis harus mengembangkan kerja sama dengan kompetitor, supplier, dan pelanggan.
PR merupakan representatif perusahaan baik bagi media, pelanggan, community leaders, atau government officials. PR harus mempunyai kemampuan untuk membuat major impact
dalam lingkungan bisnis. Berkat teknologi dan globalisasi, PR dapat
memainkan peran yang penting dalam mendefinisikan hubungan perusahaan
dengan seluruh bagian dunia. PR harus memperkirakan dan mempertimbangkan
perubahan-perubahan yang digerakkan oleh teknologi dan globalisasi
dalam komunikasi, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri mereka
sebagai komunikator yang handal dan profesional.
0 komentar:
Posting Komentar