Kehadiran media
yang dominan mewarnai perilaku masyarakat menjadi domain kajian komunikasi
politik. Realitas politik mempengaruhi realitas masyarakat, demikian
sebaliknya. Dalam perspektif komunikasi politik, umumnya dikaitkan dengan
peranan media massa dalam proses komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan
pesan-pesan politik. Hal ini mencerminkan adanya kecenderungan kajian terkait
komunikasi politik masih didominasi mengenai kampanye politik untuk mendulang
suara atau membangun kekuatan politik yang diorientasikan pada kekuasaan.
Kampanye
politik tersebut tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh media massa, baik
media cetak maupun elektronik. Konsekuensinya, pendekatan analisis yang
digunakannyapun pada gilirannya lebih banyak menggunakan analisis media massa,
terutama berkaitan dengan teori-teori hubungan antara media dan masyarakat,
seperti teori tentang pesan, mekanisme penyebaran informasi yang terjadi, serta
efek-efek psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya.
Dalam menentukan keputusan
politik, masyarakat akan selalu membutuhkan referensi. Berdasarkan kajian
psikologi, norma dan pengaruh interpersonal memberikan pengaruh terhadap sikap
seseorang . Hal ini jugalah yang kemudian dimanfaatkan oleh media ketika
melakukan kegiatan propaganda. Melalui berita-berita yang disiarkan, media
secara tidak langsung telah memberikan referensi kepada masyarakat untuk
mempengaruhi keputusan politiknya. Semakin sering berita tersebut diberikan,
maka akan semakin besar pengaruh yang akan didapatkan oleh masyarakat.
Selain itu, konsep mediated others
juga digunakan dalam melakukan propaganda melalui media. Media seringkali
menampilkan endorser atau model untuk memperkuat pesan-pesan yang
disampaikannya. Endorser ini bisa berupa orang-orang biasa untuk
merepresentasikan masyarakat pada umumnya atau orang-orang yang berpengaruh
dalam masyarakat untuk dijadikan opinion leader agar dapat mempengaruhi
persepsi khalayak. Teknik endorser merupakan teknik persuasif populer yang
sudah banyak digunakan, khususnya dalam dunia periklanan. Dalam kaitannya dengan
propaganda, teknik ini juga banyak digunakan karena dapat mempengaruhi
sisi psikis khalayak.
Persepsi dan nilai-nilai yang
disampaikan oleh media massa sering kali dianggap sebagai persepsi masyarakat
keseluruhan. Dalam masyarakat kontemporer, media massa seakan-akan
merepresentasikan opini dan persepsi masyarakat secara umum . Oleh karena itu,
banyak orang yang menggunakan informasi yang ada di media massa sebagai
referensi karena informasi di media dianggap mewakili persepsi masyarakat.
Karakteristik media massa tersebut menjadi sangat beresiko untuk dijadikan alat
propaganda, karena bisa jadi pesan-pesan yang disampaikan media massa hanyalah
hasil konstruksi dari pemiliki kepentingan-kepentingan tertentu dan sama sekali
tidak mewakili persepsi masyarakat secara keseluruhan.
Media massa menjadi sangat
efektif untuk melakukan propaganda karena media massa memiliki kemampuan
mempengaruhi masyarakat yang tinggi. Media massa dapat digunakan untuk self
marketing melalui berita dan informasi yang disiarkan, misalnya pada waktu
kampanye politik. Melalui informasi-informasi di media sebelumnya telah
dikonstruksi, masyarakat pada akhirnya akan terpengaruh oleh berita-berita
tersebut dan mengikuti kehendak si pembuat medianya itu sendiri.
Media massa menentukan agenda
publik, dan peran media adalah mendorong dukungan publik terhadap
kepentingan-kepentingan tertentu yang mendominasi pemerintah dan masyarakat .
Asumsi tersebut makin memperkuat pandangan bahwa media massa memang digunakan
sebagai alat propaganda oleh kelompok-kelompok tertentu. Lebih dari itu, media
massa juga menentukan agenda publik dan mengaturnya sedemikian rupa agar dapat
berhasil mempengaruhi masyarakat sehingga dapat memenuhi kepentingan
kelompok-kelompok tersebut.
Sementara itu, fungsi media sebagai
media informasi terlihat jelas pada saat terjadi krisis. Media massa menjadi
alat penting dalam penyebaran informasi dan mengingatkan masyarakat akan
kejadian-kejadian tertentu . Oleh karena itu, rating berita meningkat pada saat
terjadi krisis karena setiap orang mengakses media untuk mendapatkan informasi
dan konfirmasi tentang krisis yang sedang berlangsung.
Peningkatan akses terhadap
media tersebut pada akhirnya akan berimplikasi terhadap peningkatan kepercayaan
khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan media. Dengan demikian, kekuatan
media akan menjadi semakin kuat dalam mempengaruhi khalayak dan akan semakin
efektif jika orang-orang yang memiliki kepentingan menggunakannya untuk
melakukan propaganda-propaganda tertentu. Meskipun pada saat krisis media
cenderung memiliki sumber-sumber berita yang terbatas, hal itu tetap tidak
menutup kemungkinan akan dijadikannya media sebagai alat propaganda pada saat
krisis berlangsung.
Ketika suatu komunitas
membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan politik, maka peranan
media massa tidak dapat diabaikan. Sebagai media pesan politik, media massa
mampu mempengaruhi pembentukan struktur sosial maupun partisipasi masyarakat
untuk menciptakan sistem politik yang lebih demokratis.
Begitu besar pengaruh dan peran
media dalam perpolitikan, hendaknya dimanfaatkan secara bijaksana. Terkadang
seorang tokoh atau pihak tertentu yang masih bermasalah di masa silam atau kini
nampak begitu kemilau dan tiba-tiba bersih sehingga masyarakat pun lengah
dengan kepahitan yang pernah ada. Terus berputar pada masa lampau juga tidak
akan mencerahkan bangsa ini, namun melupakan masa lalu juga bukan syarat bagi
perbaikan diri, terlebih suatu bangsa.
Kontrol masyarakat untuk selalu
melihat segala sesuatu dengan proposional, kritis dan obyektif sangat lah
diperlukan. Hendaknya media juga mendorong masyarakat untuk melakukan critical
control, sehingga terjalin kerjasama yang benar-benar secara positif membawa
manfaat dan kontribusi bagi kedua belah pihak : pihak media massa dan terutama,
pihak masyarakat.
Akhirnya, dapat
ditegaskan bahwa konstruksi sosial media massa mampu membentuk realitas
masyarakat. Realitas tersebut yang direkonstruksi media massa menjadi realitas
media. Perilaku politik masyarakat, tentunya dilakukan melalui intensitas
pemberitaan media yang mewarnai dinamisasi komunikasi politik, terutama melalui
pemberitaan media serta iklan politik yang berkontribusi nyata dalam proses
pendewasaan dan sikap kritis masyarakat.
1 komentar:
bung wahyu, sy agak bingung arah tulisan nya, karna terlalu normatif dan tidak konsisiten, apakah bung wahyu setuju dgn media sbg alat propaganda yg "sehat atw tidak,
tp sy menarik dgn salah satu bagian dari tulisan ini "Media massa dapat digunakan untuk self marketing melalui berita dan informasi yang disiarkan, misalnya pada waktu kampanye politik." saya agak tidak terarah apakah maksud dari inti kalimat ini berkonotasi negativ atau positif.
bung wahyu,kalo misalnya ini dikonotasikan negative, menurut saya memangnya salah ya? kalau seseorang mempromosikan dirinya misalnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden melalui media masa baik print atau onine,
come on, apa salahnya mempromosikan diri sendiri? yg perlu di pertanyakan adalah seberapa cerdas orang yang mendengar mencerna apa yang di promosikan, jadi media tidak bisa disalahkan seutuhnya,
toh, media tool unutk komunikasi, urusan "membawa mindset" masyarakat ya terserah masyarakat dong, selama komunikasi politik ya dijalankan tidak mengungkit hal2 yg berbau SARA dll,
Posting Komentar